Tuesday, November 20, 2007

Selesai 2010

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan pembangunan jalur bus khusus (busway) koridor 11-15 dimulai pada 2009. Kelima koridor busway tersebut dipastikan selesai pada 2010.

"Pasti dibangun karena koridor tersebut merupakan (satu) jaringan," kata Sekretaris Daerah DKI Ritola Tasmaya kemarin.

Menurut Ritola, pemerintah memang tidak mengajukan anggaran pembangunan busway koridor 11-15 pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja tahun depan. Hal ini dilakukan karena, pada 2008, pemerintah akan mengevaluasi pengoperasian busway koridor 1-9. Namun, bersamaan dengan itu pemerintah akan menyiapkan pembangunan busway koridor 11-15.

Evaluasi yang akan dilakukan, menurut Ritola, ditujukan untuk perbaikan sistem tiket, halte, dan manajemen busway. Selanjutnya, pemerintah akan membuat analisis mengenai dampak lingkungan proyek busway koridor 11-15. "Termasuk perluasan jalan sebelum pembangunan koridor baru," ujar Ritola.

Penjelasan pemerintah ini menepis isu yang sempat beredar bahwa proyek busway akan dihentikan sampai koridor 10. Isu itu beredar seiring dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI membentuk panitia khusus untuk mengevaluasi busway koridor 1-9.

"Rekomendasi pansus akan menentukan apakah busway ditunda atau tidak dilanjutkan sama sekali," kata Sayogo Hendrosubroto, Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD, Ahad lalu.

Pengamat transportasi Dharmaningtyas menilai pembangunan busway merupakan langkah paling realistis untuk mengurangi kemacetan Jakarta. Proyek busway, menurut dia, relatif lebih murah dan cepat ketimbang monorel atau subway.

Memang, Dharmaningtyas mengakui ada peningkatan kemacetan selama pembangunan busway. Namun, "Lebih baik macet sekarang daripada macet selamanya," katanya. Lagi pula, menurut dia, parahnya kemacetan akhir-akhir ini bukan karena busway. "Tapi karena ketergantungan berlebihan pada kendaraan pribadi," ucapnya.

Jika jadi dibangun, busway koridor 11-15 bakal melayani rute Ciledug-Blok M, Kalimalang-Blok M, Depok Manggarai, Pulogebang-Kampung Melayu, dan Tanjung Priok-Pluit. -- RUDY PRASETYO - Koran Tempo

Read More...

Sunday, November 18, 2007

Kafilah tetap berlalu

Bikin Macet, Proyek Busway Koridor 11-13 Jalan Terus

Meski dikecam karena memperparah kemacetan, Pemprov DKI Jakarta tidak mau menghentikan pembangunan jalur khusus bus transJakarta alias busway koridor 11 Pulogebang-Kampung Melayu, koridor 12 Pluit-Tanjung Priok, dan koridor 13 Pondok Kelapa-Blok M. Alasannya, Pemprov tak mau mengecewakan warganya. Lho?

Hal itu diungkapkan Gubernur DKI Fauzi Bowo usai menghadiri halal bihalal Bamus Betawi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (17/11/2007).

"Saya tidak menyatakan demikian (dihentikan). Yang bicara barangkali orang lain, sebab saya tidak bisa menghentikan sesuatu yang menjadi aspirasi warga Jakarta. Itu namanya pimpinan yang tidak bijak," kata Fauzi.

Menurut Fauzi, hingga akhir September 2007, busway sudah digunakan oleh 44,9 juta orang. Hal ini menunjukkan animo masyarakat untuk menggunakan busway sangat tinggi.

"Kalau saya hentikan begitu saja, apalagi saya ubah dengan pemikiran-pemikiran lain, namanya saya tidak aspiratif. Komitmen saya untuk melayani masyarakat dengan baik. Kalau saya hentikan, berarti saya tidak melayani dengan baik," tutur Fauzi.

Terlambat

Fauzi mengakui penyelesaian jalur busway koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni dan koridor X Cililitan-Tanjung Priok mengalami keterlambatan. Namun hal ini bukan berarti kedua jalur tersebut tidak akan difungsikan.

"Ini tidak berarti tidak berfungsi pada saatnya. Kita harapkan ini bisa tetap melayani masyarakat pada saat yang dibutuhkan," kata Fauzi. ( djo / sss ) Rafiqa Qurrata A - detikcom

Read More...

Saturday, November 17, 2007

Batal dibangun 2008

Pembangunan jalur khusus bus transjakarta koridor 11-13 yang direncanakan pada 2008, dibatalkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih optimalisasi 10 koridor yang ada dan pengadaan kendaraan pengumpan daripada membangun koridor bus transjakarta yang baru.
Menurut Sekretaris Daerah DKI Jakarta Ritola Tasmaya, Jumat (16/11), optimalisasi akan diarahkan untuk meningkatkan kapasitas angkut bus transjakarta dan memperbaiki kualitas pelayanan.

Selain itu, angkutan pengumpan yang terintegrasi dalam sistem juga akan dibangun untuk mempermudah calon penumpang mengakses transjakarta.
"Pada APBD 2008 tidak ada anggaran untuk menambah koridor bus transjakarta. Anggaran dikhususkan untuk menambah jumlah bus, memperbaiki sistem tiket, dan menciptakan pengumpan," kata Ritola.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, sepanjang 2007, bus transjakarta sudah mengangkut 44 juta orang. Kapasitas angkut dan pengumpan harus ditingkatkan untuk mendorong pengendara kendaraan pribadi pindah ke bus transjakarta.
Sementara itu, pembangunan badan jalan untuk jalur bus transjakarta Koridor-10 sudah mencapai 92 persen. Sementara di Koridor-8 mencapai 78,9 persen dan Koridor-9 mencapai 78,12 persen.

Cepatnya pembangunan badan jalan itu tidak diikuti dengan pembangunan halte dan pengadaan bus. Pembangunan halte baru akan selesai Februari 2008. Molornya pembangunan halte dan pengadaan bus memaksa Pemprov DKI memberlakukan sistem proyek tahun jamak. (kompas)

Read More...